Kerinduan Burung Nuri

Embun masih tersisa di dedaunan,
Berkilat dijilat mentari bagai permata,
Diatas pohon randu bertengger…
Seekor burung nuri yang sedang bernyanyi menyambut pagi,
Ceria menikmati indahnya dunia,
Jauh dari temannya yg berkoloni….
Yg sudah mulai terbang rendah diatas padi yg mulai menguning,
Sekedar utk sedikit menikmati jerih payah para petani,

Sang nuri makin merdu kicaunyapun,
Akupun tertarik utk bertanya padanya,
Apakah kau tak merasa sepi sendiri disitu ??
Bagaimana kau mengusir kejenuhan ??
Siapa yang selalu memenanimu ??

Sang nuri pun menjawab dengan kicau merdunya sambil berkata ;
Kusendiri karena kuyakin kemandirianku sekarang adalah awal dari keindahan yang telah dijanjikanNYA padaku nanti,
Kutak pernah merasa jenuh karena ku selalu membuka mata dan hati ini untuk mengagumi setiap maha karya Illahi yg tiada celanya….indah…sempurna, penuh arti bagi mereka yang mau berfikir dan bersyukur,
Yang selalu menemaniku adalah aku yang selalu mengingatnya dalam kerinduan yang sangat dalam …. Sedalam samudera yang paling dalam,
Merindukanya adalah keindahan bagiku,
Entah…. akan kah aku melihatnya nanti ??!!

Aku sungguh iri denganmu sang nuri,
Kau tak berakal tapi syukurmu…kerinduanmu terhadapNYA begitu besar,
Tetapi aku….Mahluk yg berakal
Hanya bisa mengeluh setiap lumpuh,
Hanya bisa menangis setiap hati teriris,

No comments:

Post a Comment