Lebih baik aku gila saja daripada terus begini,


Kenapa aku ini, masih selalu mengulang ?!

Ketika kesalahan itu kembali terjadi disetiap lirikanMU,

Kenapa aku ini, masih sering lupa saja ?!

Ketika janjiku terhadapMU sering lepas dari azamku,

Kenapa aku ini, yg masih terhantui dgn kufur ?!

Ketika sejuta nikmat tlah KAU hidangkan,

Kenapa aku ini, masih saja sering menunda waktu ?!

Ketika suaraMU dimana-mana menelusup pada kupingku,

Kenapa aku ini, masih saja tak tersentuh hatinya ?!

Ketika dihadapanku KAU pertlihatkan anak kecil merintih dengan sakitnya,

Kenapa aku ini, masih sering tersesat di kenistaan?!

Ketika jalan itu telah kau arahkan,

Daripada terus begini Lebih baik aku gila saja…….

Gila untuk mengingatMU,

Gila untuk mendatangiMU,

Gila untuk mensyukuri nikmatMU,

Gila untuk sentuhanMU,

Gila untuk mengikuti jalanMU,

Karena kuyakin dengan kegilaan semuanya bisa tercapai,

Tanpa lagi harus berhitung untung rugi seperti pedagang,

Tanpa rasa takut lagi seperti seorang budak akan tuannya,

Tanpa harus terpikat lagi akan wanginya surga,

Tanpa harus takut lagi akan sengitnya neraka,

Gila….aku benar-benar ingin menggilaiMU……….

Merindukan sekeping hati yang beda.....

Dahulu memang kupernah ragu,

Kemarin sempat kupernah yakin,

Sekarang keyakinan itu sepertinya akan hilang,

Entah mau menjadi kepastian atau pencarian yang masih harus berlanjut,

Padahal kutelah merindukan,

Sebuah istana kecil yang berpenghuni,

Raja dan ratu beserta putra putri mahkotanya,

Yang kelak akan mewujudkan mimpi sang raja yang masih belum terwujud,

Yang nanti akan meneruskan cita cinta sang ratu yang masih berupa rencana,

Malam ini kerinduan itu smakin terpatri,

Didada yang tak pernah henti untuk menjadi,

Bait-bait cerita tentang aku, kamu dan dia,

Dalam bingkai kisah suka, duka, canda, tawa bahkan pilu sekalipun,

Semuanya akan tampak indah menjadi romantika diary hidup yang sebenarnya,

Malam ini kerinduan itu semakin terngiang,

Dikedua kuping yang sudah lama berharaf mendengar tentang ini,

“ Pah, sekarang sudah malem saatnya istirahat, udah kerjaanya ditinggal dulu…. !!”

“Yah, ini kopi nya, klo abis tolong panggilin bunda lagi ya….!!

“ Pih, Makan malemnya udah siap…. Mau disuapin or mau sendiri ?? (si mamih sambil memperlihatkan kemanjaanya)

“ Dady cepet dunk….!!! Temenin momy bobo…………!!! Dengan desahanya yang tak mampu untuk ditolak lagi,

Malam ini kerinduan itu semakin tergambar,

Jelas dibenakku hingga ku tersenyum,

Hingga kumalu sendiri….kenapa ko sampai sebegini melow’y malam ini,

Ahh…… mgkin ini hanyalah sebuah epect domino saja,

Yang kadang ada yang kadang juga menghilang,

Malam ini kerinduan itu semakin menghayutkan,

Hingga lelahpun semakin terasa,

Karena sudah sangat jauh untuk berenang dan bertahan karena janjiMU,

Dan ku pun mulai teringat dengan satu kalimat sang pujangga,

“Cinta sejati itu akan datang ketika rasa lelah itu telah datang”

Dan mungkin saat itu sudah semakin mendekatiku……

Malam ini kerinduanku semakin mendalam,

Seperti kumerindukan istri yg kunanti seperti sosok ibuku,

Dia mempercayai ayahku sepenuh hati,

Dia hanya melihat niatnya dan tidak selain itu,

Dia sering jadi tempat berkeluh yg sangat bijak,

Dia pendukung hati yang sangat tangguh dikala susah,

Dia meengajari anaknya bukan dengan kemanjaan tp dengan cermin derita,

Dia perlakukan ayahku dgn cinta ketika sakitnya begitu lama sampai maut menjelang,

Dia setia pada ayahku sampai mati,

Dia berani bertaruh untuk anak2nya hingga kini,

Dia sangat mengerti tentang segalanya,

Dia adalah yg paling sempurna yg pernah kumiliki,

Malam ini benar-benar kumerindukan semua itu………………..

Malam ini kubertemu denganMU....

Malam ini ku berkunjung ke rumahMu,

Kau menyambutnya dengan segala kasih yg tak berbatas,

Di altarmu yang begitu sangat indah,

Kau hidangkan dua pilihan yang menggoda,

Sebuah bejana hawa nafsu dan sepiring keraguan

Kau juga hidangkan satu gelas keyakinan yang tidak begitu menarik bagiku,

Dan Kau pun berkata,

Pilih lah dan bawalah satu di antara tiga ini,

Itulah hidupmu kelak yang akan kau rasakan,

Sekarang dan juga nanti,

Setengah tertunduk,

Akupun memandanginya sambil berfikir,

Manakah yang terbaik ??

Manakah yang akan membuat hidupku bahagia selamanya ??

Bejana hawa nafsu memang dikemas dalam bejana yg sangat mengagumkan,

Sangat ingin kumemilikinya,

Karena didalamnya berisi kesenangan dan keindahan,

Dan tiba-tiba bejana itu pecah dengan sendirinya,

Serta keluarlah ular hitam berbau busuk,

Aku pun dengan spontan menjauh darinya,

Kemudian aku mengalihkan pandangan ke piring emas,

Yang diatasnya terhidang keraguan yang begitu menawan,

Ku ingin menyentuhnya dan membawanya pulang,

Ku melihat …sepiring keraguan itu menampakan banyak pilihan,

Pilihan yang bisa melepaskan kepenasaran tentang keinginan,

Seketika itu pula piring emas itu meleleh dan berubah,

Menjadi sesosok bangkai manusia yang menjijikan,

Dengan terkaget-kaget akupun meninggalkanya,

Tinggal satu lagi hidangan yang masih tersisa dan belum berubah,

Gelas jelek yang berisi keyakinan,

Dari situ aku belum melihat keanehan seperti dua hidangan sebelumnya,

Tapi tak lama berselang ada bau wangi kasturi yang kucium,

Dan akupun semakin tertarik dengan gelas ini setelah debu yg menghalaginya,

Pudar dengan sendirinya,

Dan beningnya gelas itu smakin jelas terlihat indahnya tentang keyakinan,

Cahaya yang terpancar didalamnya membuatku terpesona,

Hawanyapun membawa kesejukan dan ketenangan,

Dikeheningan yang kurasa,

Tiba-tiba terdengar kelembutan suara,

Bawalah gelas keyakinan ini niscaya kamu akan hidup bahagia dunia dan ahirat,

Dan hidupmu tak akan pernah ragu dan resah lagi,

Semuanya sudah jelas dan pasti itu adalah keindahan yg sejati,

Karena AKU hanya akan memuliakan orang-orang yang yakin kepadaKU,

Tanpa hawa nafsu yang membuat mereka binasa dengan tingkahnya,

Tanpa keraguan yang membuat mereka terlempar kedalam jurang kepalsuanya,

Bila kau ingin yakin padaku tanpa keraguan sedikitpun,

Ingat dan sebutlah selalu namaKU,

Yakinilah semua yang terjadi adalah kehendakKU,

Percayalah segala yang AKU tampakan adalah petunjukKU,

Dan yang terakhir….bergaulah dengan orang-orang yang sudah yakin kepadaKU,

Niscaya kau akan mendapatkan tujuan hidup yang sebenar-benarnya,

Bukan kebimbangan yang kau dapat tapi kemenangan yang abadi,

Seketika ada desir angina dingin meniup wajahku,

Dan suara lembut itupun hilang entah kemana,

Ku hanya mengingat apa yang dikatakanNYA,

Dan membawa gelas keyakinan itu bersama untuk pulang,

Ya Allah kuatkan keyakinan ini padaMU,

Seperti keyakinanku akan kematian kelak,

Dan jangan biarkan aku bersuudzan sedikitpun terhadap rencanaMU,

Oleh : hamba yg selalu rindu padaMU ---ases

Dibukit ini kubertanya….

Dibukit ini hawa dingin begitu menusuk,
Apalagi langit mendung tak sungkan untuk turunkan gerimis malam ini,
Makin malaslah untuk beranjak,
Kuhanya bisa minum secangkir kopi dan duduk termenung,
Berfikir tentang langkah apa yang harus kutempuh,
Supaya tak lagi kuberlabuh,
Karena kuyakin suatu saat nanti hati ini akan rapuh,
Bahkan runtuh……

Ketika kutelah melihat yang belum boleh dilihat,
Ketika kumendengar yang belum pantas kudengar,
Ketika kumerasa yang belum pernah kurasa,

Ketika semuanya telah diilhamkanNYA,
Ketika semuanya telah ditampakanNYA,
Ketika semuanya telah dimudahkanNYA,
Dengan mimpi dan nyatanya………
Hingga tersambungnya rasa ini,
Semuanya adalah benar2 kuasaMU,

Masih haruskah aku meragu ??
Masih beranikah aku berharap ttg kegelapan yang tak pernah tau kan berujung dimana ??
Harus dgn apalagi aku harus mempercayainya bila ku tidak mempercayai setiap kejadian yang telah KAU perlihatkan ??

Cukup bijak kah bila ahirnya ku harus meninggalkanya setelah semua ini kulalui ??
Tentang air mata atau mata airkah ini bagiku ??

Walau kau tidak bisa berikan jawaban buatku,
Terima kasih bukit bisu kau telah bersedia mendengar apa yg kurasa saat ini,
Semoga setelah kuungkapkan padamu….
Gubuk rindu terahir utk berteduh segera tampak.

Bagian itu telah hilang

Bagian itu telah hilang,

Sesaat setelah kita bersama,

Merajut asa menjadi laksana,

Merangkai janji menjadi bukti,

Menguntai mimpi menjadi nyata,

Hingga tercipta sehelai sajadah cinta,

Yang kelak akan menjadi kendaraan kita,

Bagian itu telah hilang,

Setelah nyala api itu terus membakar perasaan,

Tentang keraguan,

Tentang kepuasaan,

Tentang kepalsuan,

Tentang kesetaraan,

Hingga menjadi abu…hilang tertiup angin tak berbekas,

Bagian itu telah hilang,

Ditelan gelapnya ketidakpastian,

Digulung dahsyatnya badai keinginan,

Dihanyutkan arus ketidakpercayaan,

Tersesat….Terhempas….dan tenggelam….

Sampai tak terlihat lagi,

Dan kuyakin itu akan kembali,

Seyakin malam yang tak akan pernah kesiangan,

Seyakin siang yang tak akan pernah kemalaman,

Keduanya bertemu disaat yang indah,

Seperti bias fajar ketika pagi akan datang,

Seperti lembayung ketika petang menjelang,

Kerinduan Burung Nuri

Embun masih tersisa di dedaunan,
Berkilat dijilat mentari bagai permata,
Diatas pohon randu bertengger…
Seekor burung nuri yang sedang bernyanyi menyambut pagi,
Ceria menikmati indahnya dunia,
Jauh dari temannya yg berkoloni….
Yg sudah mulai terbang rendah diatas padi yg mulai menguning,
Sekedar utk sedikit menikmati jerih payah para petani,

Sang nuri makin merdu kicaunyapun,
Akupun tertarik utk bertanya padanya,
Apakah kau tak merasa sepi sendiri disitu ??
Bagaimana kau mengusir kejenuhan ??
Siapa yang selalu memenanimu ??

Sang nuri pun menjawab dengan kicau merdunya sambil berkata ;
Kusendiri karena kuyakin kemandirianku sekarang adalah awal dari keindahan yang telah dijanjikanNYA padaku nanti,
Kutak pernah merasa jenuh karena ku selalu membuka mata dan hati ini untuk mengagumi setiap maha karya Illahi yg tiada celanya….indah…sempurna, penuh arti bagi mereka yang mau berfikir dan bersyukur,
Yang selalu menemaniku adalah aku yang selalu mengingatnya dalam kerinduan yang sangat dalam …. Sedalam samudera yang paling dalam,
Merindukanya adalah keindahan bagiku,
Entah…. akan kah aku melihatnya nanti ??!!

Aku sungguh iri denganmu sang nuri,
Kau tak berakal tapi syukurmu…kerinduanmu terhadapNYA begitu besar,
Tetapi aku….Mahluk yg berakal
Hanya bisa mengeluh setiap lumpuh,
Hanya bisa menangis setiap hati teriris,

Inikah ??

Ketika kau bersedih kenapa aku yang menangis,

Ketika kau merintih kenapa aku yang perih,

Ketika kau bersimpuh kenapa aku yang luluh,

Ketika kau tersinggung kenapa aku yang marah,

Ketika kau bingung kenapa aku yang murung,

Ketika kau cemas kenapa aku yang kandas,



Ya Allah tentang apakah ini ??

Apakah aku telah benar2 menyayanginya ??

Apakah aku telah sampai mencintainya ??

Hingga seperti cabai akan pedasnya,

Atau air laut akan asinnya,

Sampai sulit untuk memilahnya apalagi memisahkanya,



Mungkin ini derita,

Tapi derita yang sungguh menyenangkan bagiku,

Derita yang membuat api dalam jiwaku kembali menyala,



Andaikan kau tau,

Andaikan kau mau,

Menjalani yang aku tau dan aku mau,

Ini tak akan pernah terjadi,



Bila aku untuknya

Jadikanlah setiap jariku sebagai penyeka air matanya,

Jadikanlah pundaku sebagai sandaran setiap keluhanya,

Jadikanlah setiap kata yg kuucap sebagai penghiburnya,



Ya Allah….

Hanya satu pintaku untuknya,

Aku ingin bisa melihat dia tersenyum bahagia,