Puisi Sebelum Tidur #2

By ases

30.08.09
KecintaanMu padaku,
Selaus laut yang Kau cipta,
Tapi cintaku padaMu,
Setetes pun itu masih terbagi dengan yang lainya,
Kaupun tak mengurangi cintanya untukku,

Ku pantas malu…
Tapi sampai kapan,
Kubisa menambah kadar cinta itu hanya untukMu,
Seperti malaikat-malaikat dilangitMu,
Tanpa mengenal lelah …terus menyebutMu,

29.08.08
Termenung diatas sampan kecil,
Bimbang terduduk diburitan,
Menatap kemudi yang bisau,
Entah kemana harus kuputar ??!!
Dilaut luas tanpa batas,
Sungguh ini hal yang sulit untuk berputus,
Hanya lentera jiwa yang kuasa tentukan arah,
Untuk temukan sang rembulan malam,

27.08.08
Ya dan tidak,
Kadang sulit untuk mengungkapnya,
Karena perasaan selalu beserta,
Tapi semua akan menjadi mudah,
Bila jiwa yang tulus menjadi dasarnya,
Tak akan ada kesakitan,
Kita hanya menjalani,
Apa yang telah ditampakanNya,
Karena kita yakin,
Ada hikmah dibalik ini,

26.08.08
Dilaut yang tak bertepi,
Berlayar tanpa arah,
Menghilang dan karam,
Membumi tanpa ada yang tau,
Pilu meratap diri,
Dikeheningan……..

25.08.08
Siapakah yang sanggup,
Menahan ketukan rindu,
Dipintu hati yang beku,
Kutelah menghindari,
Jalan ini ribuan kali,
Dan aku sengaja menyesatkan diri,
Dibalik malam dan mimpi,

24.08.08
Menelusup tulang belulang,
Menyebar tamasya diraga,
Hangatnyapun tiada tersisa,
Dingin malam ini,
Teramat dingin,
Tidurlah sayang…..

22.08.08
Malam gelap menerawang,
Kosong berpeluk sepi,
Hampa terbalut dingin,
Bayangmu tergambar dilamunku,
Melekat tak tau diwaktu,
Menggayut tak tau dikala,
Pantaskah rindu untuknya ??
Ku hanya punya satu penawar,
Yang hanya bisa terucap padamu,
Tidurlah dengan jiwamu yang sunyi !!!

21.08.08
kuasa lagi melihat gambar wajahmu,
Rasanya ingin kumelemparnya sejauh mungkin,
Jauh sampai tak terlihat,
Karena semakin kumelihat,
Tergetar hatiku semakin deras,
Hingga kutak bisa melewatkan untuk berucap,
Selamat malam gadisku ….

20.08.08
Malam ini tanpamu,
Dimataku cahaya tak tampak,
Difikirku tak lagi terlahir cerita,
Kau telah menembus jantungku,
Hingga luka kan menjadi,
Bila ku tak sempat ini terucap,
…………

19.08.08
Suara yang terhembus halus,
Bergelisir didinding hati,
Yang tandus,
Perih bagai pedang terhunus,
Seakan lunglai terbius,
Benar-benar suara itu telah buatku tirus,
Dalamgelombang arus,
Yang tak kunjung tembus,

18.08.08
Kerudungmu umpama pelangi,
Dilembayung sore,
Payungi sayu wajahmu,
Yang syahdu,
Alismu mengingatkanku akan namaMu,
Teduh hatiku pandangi matamu,
Tinggi hidungmu sungguh menawan,
Ranum bibirmu menmikat hati yang lara,
Sungguh kebesaranMu,
Telah Kau tampakan padaNya,

17.08.08
Terkadang letih menjadi benalu,
Tumbuh dipohon hijau,
Menjadi lapuk tak bermakna,
Letih janganlah dijadikan alasan,
Untuk terlena dengan keaadaan,

16.08.08
Ribuan hari telah terurai,
Lembaran kisahpun telah menebal,
Padati fikirku yang mulai membuncah,
Kumenjauh dari penggoda yang Kau tampakan,
Kumerdekakan hatiku daripada mereka,
Karena hatiku tak kunjung tertaut,

Tapi saat ini seakan hatiku berlutut untuknya,
Kutak tau dirinya mengerti ?
Dan kupun belum legawa,
Bila dia telah mengerti,

Sepanjang malamku selalu,
Tergetar cemas bila kumengingatnya,
Kutakut tak bisa dengar suara dan tawa riangnya lagi,
Ya Rabb…
Tentang apa ini,
Inikah yang kuharaf dariMu ??
15.08.08
Terhujam pesona panahmu,
Hingga jantungku terluka,
Dan berdarah,
Tapi kurasakan itu adalah kenikmatan,
Untuk mengenalmu,

14.08.08
Walaupun dengan kemayaan,
Wajahmu telah sampai,
Jemarimu telah membelai,
Buatku terjaga dalam setiap tidurnya,

14.08.08
Kau adalah khamer,
Yang kuceruk dari sungai firdaus,
Yang membuatku mabuk dan mengawang,
Diaawan yang paling tinggi,
Hingga kutak takut jatuh,
Karena ku merasa kau selalu dijantungku,

13.08.08
Inilah tabir,
Yang tak mungkin kulalui dengan keraguan,
Apalagi kulangkahi,
Semuanya kan kulalui dengan cahayaMu,
Dan hati yang putih,
Lalu aku akan berujar…..

12.08.08
Bulir air menitik,
Dipadang tandus,
Seberkas pelita di ujung gulita,
Pulau kecil ditengah samudera,
Secuil asa telah tampak,
Pada dirimu….

11.08.08
PArasmu bagaikan purnama,
Senyummu hiasi sinarnya,
Bulat sempurna untuk dipandang,
Hingga kuenggan untuk berpaling,

10.08.08
Sayup tahrim yang kadang tersamar,
Menyibak pajar yang akan berpendar,
Hingga kutersandar sadar,
Ternyata kau membangunkanku,

09.08.08
Desir angina dimalam ini,
Hantarkan rasa sepi,
Yang tak tau diujung,
Sunyi, sepi nan senyap,
Menjadi kawan setia,
Disetiap malam menjemput,

08.08.08
Bayang selalu terbayang,
Hingga membayang diujung mimpi dan haraf,

07.08.09
Melatipun llayu,
Begitupun mawar,
Kan tercampak,
Bila kusandingkan denganya,

06.08.08
Bila kau tersenyum,
Kuingat bintang yang berkedip genit,
Tersenyumlah dalam tidurmu,
Indah adalah mimpimu….

04.08.08
Kumimpikan diujung tidurku,
Kulamunkan direlung rehatku,
Kubayangkan disela sadarku,
Kau adalah keindahan….

04.08.08
Sejumput asa kian meredam,
Berpaut ego yang terus menjadi,
Hingga berakar dikarat,
Yang paling pekat,

02.08.08
Teerpejamlah kala hitam menjelma,
Menghilanglah asa saat gelap menerpa,
Tidurlah……
Setelah kau bertemu denganNya,

01.08.08
Jinggaku tersandar,
Biruku termenung,
Putihku terpana,
Merahku terpesona,
Hadirlah dalam warna-warnaku,

No comments:

Post a Comment